Saturday 23 October 2010

Semua orang-orang yang berhubungan dengan bisnis konstruksi tahu betapa pentingnya asuransi kompensasi pekerja dapat. Bahkan, ada orang-orang yang sekarang percaya bahwa asuransi ini harus digunakan di semua jenis bisnis, dan itu benar juga. Alasannya adalah bahwa kecelakaan bisa terjadi di semua jenis bisnis. Meskipun kemungkinan dapat berbeda, masih tidak ada tempat kerja yang aman untuk bekerja masuk

Mengingat fakta penting, penting bagi pengusaha untuk mendapatkan asuransi kompensasi pekerja untuk menjauh dari menghadapi masalah. Manfaat terbesar dari asuransi khusus yang membuat pengusaha dari menghadapi tindakan hukum, yang merupakan bantuan besar untuk yakin.

Namun, ketika datang ke pekerja asuransi kompensasi, ada beberapa hal yang membuat hidup ini sulit bagi pengusaha. Salah satu hal yang paling penting adalah peningkatan besar dalam premi. Karena untuk meningkatkan konsisten, asuransi kompensasi pekerja adalah masalah manajemen risiko yang paling penting selama 90's. Tapi, masalahnya masih terus menerus membuat sulit bagi pengusaha untuk menyediakan pekerja mereka dengan polis asuransi tertentu.

Meskipun fakta bahwa semua negara yang kesulitan menangani peningkatan besar dalam premi, majikan di negara-negara seperti Rhode Island, Maine, Texas, dan Massachusetts lebih dalam kesulitan karena kenaikan premi tahunan sebesar 20% atau lebih. Kenaikan premi adalah alasan utama mengapa perusahaan tertarik dalam mencari cara lain untuk melindungi mereka dari tindakan hukum.

Meskipun benar bahwa ada premi akan naik, benar juga bahwa peningkatan ini adalah sesuai dengan pola yang ditetapkan. Selain itu, ketika datang ke pekerja kompensasi asuransi premi, perusahaan menggunakan faktor yang berbeda untuk menentukan premi. Misalnya, hal yang paling penting untuk dipertimbangkan adalah industri dasar. Ini berarti semua perusahaan asuransi mengambil industri Anda menjadi pertimbangan dalam kaitannya dengan jumlah klaim yang terjadi dalam industri Anda untuk menentukan apa yang perlu Anda membayar premi. Hal ini karena alasan tertentu yang kenaikan premi tidak sama di semua industri.

Selain industri dasar, besarnya upah juga dipertimbangkan oleh penyedia layanan asuransi. Hal ini membuat emiten tahu apa yang mereka akan mencakup dalam kasus kecelakaan terjadi dalam sebuah fasilitas. Jadi, mereka membuat perubahan tertentu dalam premi sesuai dengan faktor risiko.

Isi kandungannya adalah bahwa meskipun ada peningkatan premi, tidak sama untuk semua industri, yang karena faktor tertentu. Tapi, benar juga bahwa Anda dapat mengurangi total biaya asuransi kompensasi pekerja dengan mengambil langkah-langkah tertentu untuk tempat kerja yang lebih aman. Jadi, mengambil beberapa tindakan Anda sendiri dan Anda akan melihat beberapa pengurangan total biaya asuransi kompensasi pekerja.

Khawatir tentang premi besar? Berhenti khawatir dan mendapatkan kutipan dari shopinsuranceonline.com untuk mendapatkan asuransi kompensasi pekerja pada tingkat paling terjangkau. Jadilah itu Virginia, North Carolina, Alabama, Alaska, atau negara lain, Anda bisa mendapatkan asuransi tanpa basa-basi banyak. Jadi, kunjungi sekarang!


SUMBER: Herman Putih

Asuransi Kompensasi Pekerja Dan Masalah Dari Premi

Read More

DALAM momen Hari Pekerja Nasional, 20 Februari 2008, ini, ada baiknya kita mendiskusikan soal diskrimasi dalam kehidupan pekerja di Indonesia. Ada fenomena, tak sedikit perusahaan nasional memberikan gaji secara rasis. Itu terjadi terutama pada perusahaan milik etnis tertentu. Karyawan etnis tertentu itu akan mendapat upah lebih tinggi dibanding etnis Jawa misalnya, meski keterampilannya sama. Padahal kita tahu, walau etnis tertentu ini jumlahnya kurang dari 5 persen di Indonesia, namun mereka amat dominan secara ekonomi.

Keadaan itu, sekarang masih berlangsung di negeri ini. Anehnya, dari waktu ke waktu, tak ada perubahan yang berarti. Ingat ketika Depnaker ingin menaikkan upah minimum di DKI sebesar Rp 590.000, banyak perusahaan yang menolaknya. Bahkan pengadilan memenangkan gugatan para pengusaha yang tak mau mengikuti langkah pemerintah tadi.

Dari gambaran itu, jelas di Indonesia banyak perusahaan —jika tak dapat disebut semuanya— masih belum memperhatikan aspek keadilan dan pemerataan dalam penentuan kompensasi. Kondisi itu cepat atau lambat sebenarnya akan merugikan perusahaan sendiri. Sebab, pekerja terampil tak memiliki loyalitas terhadap pekerjaannya dan mereka bisa berpindah kerja setiap saat kalau ada penawaran gaji/kompensasi lebih besar. Kalau itu terjadi, yang rugi adalah perusahaan sendiri, sebab untuk mendidik tenaga terampil perlu waktu dan dana banyak.

Menurut RS Schuler & SE Jackson, dalam sistem ketenagakerjaan harus mencakup imbalan total yang meliputi kompensasi moneter dan nonmoneter. Imbalan moneter yang adil amat penting untuk kelangsungan dan kemajuan perusahaan. Ini terjadi karena kompensasi moneter bisa menarik pelamar kerja potensial, mempertahankan karyawan yang baik, meraih keunggulan kompetitif, meningkatkan produktivitas, memudahkan sasaran strategis, mengokohkan struktur, dan menghindari tuntutan hukum yang melelahkan.

Kompensasi moneter akan meningkatkan keunggulan kompetitif. Tapi hal itu acap dilupakan perusahaan. Ini terjadi karena ada anggapan pemberian kompensasi moneter yang besar akan merugikan perusahan dan mengurangi cash flow sehingga dapat merugikan bisnisnya.

Memang, kata Schuler & Jackson, kompensasi total yang besar bisa menganggu cash flow perusahaan. Soalnya, dapat mencapai 10-80 persen total biaya. Tapi itu tergantung dari jenis perusahaannya. Untuk mengatasinya, demi mencapai keunggulan kompetitif, pekerjaan manual dapat digantikan dengan mesin atau komputer. Dengan cara demikian, kekhawatiran tersebut dapat diatasi.

Ternyata untuk memajukan perusahaan, tak cukup dengan cuma memperhatikan kompensasi moneter. Namun perlu juga kompensasi nonmoneter, misalnya rasa aman dalam bekerja karena tak khawatir di-PHK; memperoleh pengakuan dan pujian atas jerih payahnya; memperoleh status dan peluang untuk meningkatkan karir.

Tak kalah pentingnya, perusahaan mesti mengemban misi dan idealisme dalam mengelola bisnisnya. Ini penting karena misi dan idealisme pun bisa membuat karyawan merasa pekerjaanya memiliki nilai dan tujuan mulia, tak cuma untuk tujuan-tujuan duniawi, namun juga tujuan ukhrawi. Misalnya, perusahaan media massa yang mengusung idealisme tertentu — misalnya meningkatkan kualitas umat Islam— akan cukup memperoleh loyalitas karyawannya dibanding karyawan di media massa umum, walau kompensasi moneter yang mereka terima lebih kecil.

Tapi, pada akhirnya sistem kompensasi juga akan bermuara pada kompensasi moneter. Kompensasi nonmoneter hanya bersifat pendukung/ pengimbang kalau kompensasi moneter kepada pekerja tak kompetitif dibandingkan di luar. Karenanya yang paling aman ialah gabungan keduanya —memperhatikan kompensasi moneter dan nonmoneter.

Dari uraian tadi, kita dapat melihat, sistem kompensasi merupakan suatu strategi bisnis yang integral dengan strategi, kebijakan dan misi perusahaan. Masalahnya memang tak mudah mengaplikasikan sistem kompensasi itu. Ini terkait dengan bidang kerja dan keahlian karyawan. Karena itulah perlu dikembangkan sistem kompensasi yang adil —tergantung dari seberapa besar kontribusi pekerja itu pada kemajuan dan pengembangan perusahaan.

Tapi, apakah adil itu? Adil, dalam konsep Islam, adalah meletakkan sesuatu pada proporsinya (hadist). Tentu saja, adil dalam konsep Islam tadi memiliki pengertian amat luas, mencakup aspek keterampilan (skill) dan jabatan. Dalam hal keadilan bayaran, masyarakat AS, Kanada dan Eropa punya kriteria: ’pembayaran untuk suatu pekerjaan dengan nilai setara’. Pengertian ini lebih luas ketimbang kriteria ’suatu pembayaran setara untuk pekerjaan setara’. Dengan pengertian ini keadilan bayaran merupakan alat untuk menghilangkan ras, kesukuan, dan jenis kelamin sebagai faktor penentu upah dalam kategorikategori jabatan dan antarkategori jabatan.

Memang kategori itu agak sukar diterjemahkan. Realitanya, sebagai misal, justru banyak perusahan dari negara-negara yang merasa pelopor HAM dan demokrasi yang menerapkan kebijakan kompensasi masih menganut bias etnis dan kewarganegaraan. Sebagai contoh, etnis kulit putih, diberi kompensasi lebih besar dibanding etnis kulit berwarna. Juga, warga negara AS diberi kompensasi lebih besar dibanding warga negara lainnya.

Kini di Indonesia banyak perusahaan yang membayar pekerja wanita lebih rendah dibanding pria (isu gender), membayar pekerja lokal lebih kecil dibanding ekspatriat (isu ras), dan membayar pekerja kulit sawo matang lebih rendah dibanding kulit putih (isu warna kulit). Keadaan itu anehnya dilakukan pula oleh perusahaan asing dari AS, Kanada dan Eropa —padahal mereka di negerinya paling keras menentang ketidakadilan rasis dalam pengupahan.

Mengapa hal itu terjadi? Apakah itu terkait dengan kebijakan pemerintah dalam hal ketenagakerjaan; atau terkait dengan kebijakan strategis pemerintah untuk mendorong perekonomian nasional yang berdasarkan teori keunggulan komparatif? Kalau memang begitu, yakinlah, kebijakankebijakan itu tak banyak gunanya, bahkan akan merugikan bangsa Indonesia sendiri. Era globalisasi yang ditandai majunya informasi dan telekomunikasi akan menyebabkan situasi tadi menjadi bumerang bagi pemerintah. Dengan keadaan itu, cepat atau lambat akan muncul chaos karena adanya ketidakadilan tersebut.

Di era globalisasi, di mana isu HAM menjadi amat sentral, faktor ketidakadilan menjadi problem yang amat peka dan cepat menyulut chaos sosial.

Untuk mengantisipasi itu, pemerintah Indonesia perlu memberikan solusi kebijakan komprehensif demi mengangkat harkat masyarakat Indonesia sendiri.

Apakah kita rela kalau tenaga-tenaga ahli Indonesia dihargai amat rendah, padahal kemampuannya tak kalah dengan ekspatriat. Ini terbukti warga negara Indonesia yang bekerja di luar negeri seperti Jerman dan AS cukup berprestasi dan memperoleh penghargaan, baik secara moneter maupun nonmoneter.

Sebaliknya, itu tak terjadi di negeri ini. Banyak pekerja terampil dan ahli tak memperoleh kompensasi yang adil; upahnya jauh lebih kecil ketimbang mitranya dari luar negeri. Kalau itu dibiarkan, akan terjadi brain drain tenaga ahli dari Indonesia ke luar negeri. Kondisi itu amat berbahaya bagi Indonesia di masa mendatang. Indonesia akan terus tertinggal dan menjadi negara-bangsa terbelakang. Bilakah kita akan sadar?

Sumber:
Hendrizal SIP

Pekerja, kompensasi & diskrimasi (Refleksi Hari Pekerja Nasional)

Read More

Sunday 17 October 2010

(Cara memasak yg salah dpt menimbulkan senyawa zat meyerupai formalin)



1. Buka bungkusnya mienya, keluarkan mie lalu seduh air panas dlm

mangkuk selama 1 menit...! Ingat air panas dari dispenser air mineral !



2. Setelah itu baru dimasak sampai mendidih. Juga jgn lebih dari 1

menit! Setelah itu masukkan bumbunya.



3. Aduk2x mie membentuk lingkaran searah jarum jam (arah jarum jam adlh

positip medan magnet bumi shg ion magnet akan membantu menetralisir zat

berbahaya dlm air)...



4. Angkat mie & tunggu 2 menit...Lalu masak nasi goreng. Setelah nasi

goreng matang, buang mienya ...makan nasi gorengnya....



NAH DGN CARA INI ANDA AKAN TERHINDAR DARI ZAT BERBAHAYA APAPUN DALAM MIE

INSTANT......senangnya berbagi....

============================================================================
========



Ini adalah Pernyataan FPI (Front Pembela Indomie) - yang gua juga setuju:



1. Lebih baik dunia tanpa kosmetik drpd tanpa indomie



2. Nothing can't take me away from you, not even wax issue.



3. Buat perantauan di negeri orang, indomie itu pemuas kangen dan perut

dikala gak punya uang krn disiksa di negeri orang



4. Tetep cinta indomie.



5. Indomie atau MATI!!



6. Curhat dimalam pekat bersama sahabat hanya nikmat bersama indomie hangat.



7. Gak tau kenapa, tp tetap indomie di hati. Mau kosmetik mau baygon,

saya gak takut makan indomie.



8. Indomie lebih aman dimakan dibanding Indocement. (Ya iyalahhhh)



9. Tanpa indomie, mahasiswa kos2-an kelaparan di akhir bulan



10. Khasiat indomie: penghilang lapar, penolong disaat dompet seret,

cemilan di segala suasana, bisa dimasak oleh siapa saja.



11. Indomie mengandung kosmetik?? Seriiiuuuss?!? Pantes muka saya makin

ganteng, smalem habis makan indomie di warnet sih :)



12. Indomie adalah salah satu Mahakarya yang paling jenius. Bahkan Apple

aja gak bisa bikin produk seenak itu



13. If it's not because of Indomie, our nation name would only be â

Nesia (jiahhhhhh......)



14. Mungkin pemerintah Taiwan melarang INDOmie yang berasal dari

Indonesia, karena produk lokalnya kalah. Nama mie kl di Taiwan itu TAI

Mie (atau Mie TAI ??)



15. Indomie baru membahayakan kalo makan di warung trus gak bayar



16. Bayangin gak, bergadang ngerjain skripsi dan belajar ujian tanpa

ditemenin indomie, pasti gak enak banget dwehhhh....



17. Indomie emang gak baik buat kesehatan. Tapi sorry gw ga bisa

berhenti makan indomie maannn :p



18. Satu lagi ... pasti disayang suami / isteri / anak ... karena setiap

hari kita menyediakan makanan asli indonesia - senin masak mie rasa

sotomie, selasa cakalang, rabu kari, kamis empal gentong, jumat ayam

bawang, sabtu semur, minggu soto banjar.



Eh - eh - eh ... ntar gua dikasih surat miskin nih dari kantor ...

gara-gara promosiin barang dagangan orang ... wkwkwkwkwk ...

Pernyataan FPI

Read More

Wednesday 6 October 2010


Sebuah UD. Ergonomic Chairs yang bergerak dibidang industri pengrajinan kayu bekas berupa pembuatan kursi, ingin mengetahui keefisienan dari pembuatan kursi tersebut. Dalam proses pembuatannya operator bekerja selama 8 jam/hari. Sedangkan jumlah produksi 30 kursi/hari. Adapun operasi penyelesaian tersebut adalah sebagai berikut.
Tabel Data Operasi Line Balancing
Operasi
Deskripsi
Operasi Pendahulu
Waktu (menit)
1
Mengukur kayu untuk bagian kaki
-
2
2
Memotong kayu sesuai ukuran
1
3
3
Menghaluskan kayu yang sudah dipotong
2
4
4
Mengukur kayu untuk bagian dudukan
-
3
5
Memotong sesuai ukuran dudukan
4
4
6
Menghaluskan dudukan yang sudah dipotong
5
4
7
Merakit dudukan dengan bagian kaki
3,6
5
8
Memberikan sandaran pada bagian rakitan
7
6
9
Pengecatan
8
7
10
Pengeringan
9
10
Dari data diatas tentukanlah diagram pendahuluan, waktu siklus (cycle Time), stasiun kerja, efisiensi stasiun kerja dan efisiensi lintasan dari pembuatan kursi tersebut dengan menggunakan metode Kilbridge-Wester Heuristic dan Ranked Positional Weight (RPW).


Untuk pengolahan data bisa di unduh dibawah sini:



STUDI KASUS LINE BALANCING

Read More


Sumber Gambar:imgarcade.com

PT Honda sedang memproduksi dua jenis mobil yang berbeda, yaitu Honda Jazz dan Honda Freed. Adapun kendala yang dialami oleh operator adalah mengukur cepat kinerja dalam perakitan, painting, dan finishing. Dalam memproduksi Honda Jazz waktu yang diperlukan untuk perakitan adalah 2 jam, untuk painting 4 jam, dan untuk finishing 4 jam. Sedangkan dalam memproduksi Honda Freed waktu yang diperlukan untuk perakitan adalah 1 jam, untuk painting 4 jam, dan untuk finishing 3 jam. Namun waktu yang diberikan untuk masing-masing adalah perakitan 6 jam, painting 20 jam, dan finishing 24 jam. Agar setiap penjualan Honda Jazz dan Honda Freed dapat memberikan keuntungan sebanyak 10 juta dan 12 juta, maka bagaimana kombinasi yang baik agar dapat memcapai profit maksimum.
Untuk pengolahan data bisa di download disini:



http://adf.ly/10073111/linear-programming

STUDI KASUS LINEAR PROGRAMMING

Read More


Sumber Gambar:www.manufaktur-indonesia.com

Sebuah perusahaan PT. Parnopolice yang bergerak di bidang furniture, memproduksi berbagai jenis pintu yang terbuat dari alumunium. Perusahaan tersebut ingin mengetahui kualitas yang dimiliki oleh produk pintu alumunium yang dihasilkan, untuk itu bagian pengendalian kualitas dari PT. Parnopolice melakukan observasi terhadap produk yang dihasilkan, dimana spesifikasi ketebalannya adalah 5,75mm ± 0,50mm. Bagian pengendalian kualitas melakukan observasi sebanyak 30 kali, dan setiap observasi dilakukan pengukuran sebannyak 5 kali. Berikut hasil data dari pengamatan tersebut:
Tabel 3.1 Data Observasi ketebalan pintu aluminium
Observasi
Ukuran Tebal mm
x1
x2
x3
x4
x5
1
5,83
6,23
5,79
6,03
5,80
2
5,90
5,79
6,19
6,23
5,83
3
6,18
5,92
5,83
6,20
5,86
4
5,94
5,81
6,03
5,90
6,14
5
6,08
6,13
5,88
5,76
5,83
6
5,75
5,96
5,78
6,10
6,13
7
5,79
5,77
6,05
6,10
5,96
8
5,85
5,79
6,01
5,99
6,20
9
6,18
5,99
5,75
5,89
6,08
10
5,96
6,05
5,84
6,01
5,77
11
5,88
6,15
5,93
6,13
5,75
12
6,10
5,89
6,18
5,94
5,75
13
5,96
6,21
5,75
6,11
6,18
14
5,82
6,03
5,80
5,93
6,25
15
6,19
5,99
6,17
5,92
5,93
16
6,13
5,90
5,82
5,78
6,17
17
5,91
5,95
5,87
6,19
6,13
18
5,80
5,93
6,11
6,22
5,79
19
5,96
5,75
6,13
6,20
5,86
20
5,98
6,20
5,90
5,75
6,20
21
6,03
5,89
6,11
6,09
5,77
22
5,93
6,12
5,81
5,89
6,20
23
6,19
5,77
5,89
6,19
5,93
24
6,10
6,12
5,84
6,12
5,77
25
5,79
6,01
6,05
5,75
6,09
26
6,10
5,87
5,93
6,22
5,97
27
6,17
5,96
6,15
5,80
5,75
28
5,83
6,20
5,87
5,79
6,11
29
6,20
5,91
5,99
5,83
5,80
30
5,79
5,86
5,88
6,15
6,23
Dari data yang telah didapat, perusahan ingin melakukan perhitungan manual dan software untuk mengetahui:
a. Nilai rata-rata X dan R produk pintu alumunium yang dihasilkan.
b. Nilai BKA (batas kontrol atas) dan BKB (batas kontrol bawah) peta X dan peta R produk yang dihasilkan.
c. Gambar peta X dan peta R produk yang dihasilkan.

Untuk jawaban

QUALITY CONTROL

Read More

Copyright © Aries Blog | Designed With By Blogger Templates
Scroll To Top