Antartika Mulai Menciut
Tidak ada yang menyangka benua es di kutub selatan Bumi, Antartika, ternyata juga bisa meleleh dan menciut. Analisis terhadap data dari satelit pengukur gravitasi milik Badan Penerbangan dan Antariksa Amerika Serikat (NASA), Grace, mengungkapkan bahwa pemanasan global mampu menjebol dinding-dinding bekunya di bagian timur yang sangat tebal, dingin, dan kukuh. Kulit es di sana mengelupas sepanjang tiga tahun terakhir.Para peneliti yang mengerjakan analisis itu juga terkejut atas temuan tersebut. Pasalnya, ini terjadi di Antartika Timur--bukan bagian barat, yang memiliki semenanjung--yang selama ini dikenal stabil dan malah bisa bertambah luas. "Kami sangat terkejut melihat perubahan di Antartika Timur," ujar Jianli Chen dari Pusat Riset Antariksa di University of Texas, Austin, ketua tim.
Chen menggunakan data dari satelit kembar Gravity Recovery and Climate Experiment (Grace). Satelit yang terbang dalam formasi rapat dan mendeteksi perubahan gravitasi menit per menit itu pulalah yang sebelumnya menegaskan terjadinya penciutan dan kehilangan massa di Antartika Barat dan Greenland di Arktik.
Setelah relatif tetap (laju kehilangan es di musim panas dan pembentukannya di musim dingin seimbang) sepanjang 2002-2006, hasil pengukuran Grace menduga sebanyak 57 miliar ton (Gt) es telah mencair di Antartika Timur dan tak pernah kembali selama tiga tahun terakhir. Erosi es itu terjadi di banyak bagian, tapi yang terutama di pantainya.
Angka ini memang masih relatif kecil jika dibandingkan dengan es yang hilang dari tetangganya, Antartika Barat, ataupun Greenland. Di tempat yang pertama, es mencair sebanyak 132 Gt setiap tahunnya. Sedangkan di Greenland, kombinasi data dari Grace dan hasil pengukuran lainnya melahirkan angka kehilangan es itu sebesar 273 Gt per tahun.
Dua tubuh es itu--tanpa Antartika Timur--jika mencari, seluruhnya mampu melambungkan muka air laut dunia setinggi 6-7 meter. Dengan lapisan es Antartika Timur, muka laut bisa lebih tinggi lagi menjadi sekitar 50-60 meter.
Meski begitu, banyak ahli yang belum yakin soal laju kehilangan es di Antartika Timur akan sedrastis di dua tubuh es yang lainnya itu. Selain suhu setempat yang masih jauh di bawah nol derajat Celsius, proses fisik penciutan itu pun belum diketahui.
"Di kawasan pantai ini, pulau-pulau es bisa terbentuk dan hanyut karena interaksi Antartika dengan samudra atau Antartika dengan pola cuaca tertentu, atau bisa juga karena danau subglasial yang mengalir di bawahnya yang melumasi gletser," kata Leigh Stearns, peneliti dari University of Kansas. Jika yang terjadi adalah kemungkinan ketiga, tentu, tidak sama dengan perubahan iklim.
Untuk mencari tahu proses fisik penyebab hilangnya es di Antartika Timur, Chen dan kawan-kawan hendak melakukan survei udara.
WURAGIL l NATUREGEOSCIENCE | BBC
0 komentar:
Post a Comment